Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI
tokoniaga - Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI - Dalam proses pembelajaran tentunya tidak semulus dengan apa yang kita harapkan, akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran karena proses ini berkaitan dengan tuntas atau
tidaknya hasil pembelajaran, yaitu ada faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI
Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI
a. Faktor
intern
1. Sikap
terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau
mengabaiakan[1].
2. Motifasi
belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat
menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motifasi belajar akan melemahkan
kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah[2].
3. Konsentrasi
belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan
belajar maupun proses memperolehnya[3].
4. Mengolah
bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi
siswa[4].
5. Menyimpan
perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan
kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan
tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan
menyimpan pesan yang pendek berarti hasil belajar cepat di lipakan. Kemampuan
menyimpan pesan yang lama berarti hasil belajar tetap di miliki siswa[5].
6. Menggali
hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan
proses mengaktifkan pesan yang telah di terima. Dalam hal pesan baru, maka
siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengaitkannya
dengan bahan lama. Dalam hal pesaan lama, maka siswa akan memanggil atau
membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar[6].
7. Kemampuan
berprestasi atau unjuk hasil belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan
keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan
tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari
di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan
baik[7].
8. Rasa
percaya diri
Rasa percaya diri timbul dari keinginanb mewujudkan
diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar di ketahui
bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang di akui
oleh guru dan rekan sejawad siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas,
maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri
semakin kuat[8].
9. Intelegensi
dan keberhasilan belajar
Menurut Wechler (Monk & Knoers, Siti Rahayu
Haditono) -Sebagaimana dikutib oleh Drs. Dimyati dan Drs. Mudjiono- Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau
rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik,
dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan terseburt menjadi
actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari[9].
10. Kebiasaan
belajar
Dalam kegiatan sehari hari ditemukannya adanya
kebiasaan belajar yang kurang baik kebiasaan tersebut antara lain belajar pada
ahir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar,
bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya minta belas kasihan tanpa belajar.
Dan hal-hal yang menyimpang dalam proses belajar yang lainnya[10].
11. Cita-cita
siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap
anak memiliki cita-cita dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik.
Tetapi adakalanya “gambaran yang jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa yang
belum ada. Cita-cita sebagai motifasi intrinsic perlu didikkan. Didikan
memiliki cita-cita harus di mulai sejak sekolah dasar[11]. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI
b. Faktor
ekstern
1. Guru
sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi
pendidik generasi muda bangsanya. Sebagi pendidik, ia memusatkan perhatian pada
kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan
belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang
pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah[12].
2. Prasarana
dan sarana pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,
ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan
olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan
fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pembelajaran yang lain.
Lengkapm\nya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran
yang baik.
Prasarana dan sarana proses belajara adalah barang
mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan masyarakat.
Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa belajar. Dengan
tersedianya prssarana dan sarana belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam
menggunakannya[13].
3. Kebijakan
penilaian
Proses belajar sampai pada puncaknya pada hasil
belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk
kerja tersebut, proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah
penilaian. Dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu
dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga,
bermutu atau bernilai dating dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar,
maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci
pemebelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
dan menilai hasil belajar[14].
4. Lingkungan
sosial di sekolah
Siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan
pergaulan, yang disebut lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial siswa
tersebut ditemukan adanya keduduka dan peranan tertentu. Sebagai lustrasi,
seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua kelas, dan
sebagainya.
Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di
sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui sesame. Jika seorang
siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat
belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan[15].
5. Kurikulum
sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada
suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional
yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu
yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi
pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum
tersebut, guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Hal itu
berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai dengan system pendidikan
nasional[16]. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI
[1]. Dimyati, Belajar dan Pembelajaran
(Jakarta : Rineka Cipta, 2009) hlm. 239
[2]
Ibid.
[3]
. Ibid.
[4]
. Ibid.hlm. 240
[5]
. Ibid.hlm. 241
[6]
. Ibid.hlm. 242
[7]
. Ibid.hlm. 243
[8]
. Ibid.hlm. 245
[9]
. Ibid.
[10]
. Ibid.hlm. 246
[11]
. Ibid.hlm. 247
[12]
. Ibid.hlm. 248
[13]
. Ibid. hlm. 250
[14]
. Ibid.
[15]
. Ibid. hlm. 252
[16]
. Ibid. hlm. 253
0 komentar:
Posting Komentar